Tim RSUD Banyumas Blusukan Latih Balita Cuci Tangan

Tim RSUD Banyumas Blusukan Latih Balita Cuci Tangan

Untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat, Tim Promosi Kesehatan (Promkes) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas gencar blusukan ke sekolah-sekolah dan masyarakat. Mereka mengajarkan cuci tangan yang benar sejak dini.

Kepala Instalasi Promosi Kesehatan, Customer Service (IPCS) RSUD Banyumas Tulus Setiono SKep MPH mengatakan, cuci tangan dipilih sebagai kegiatan pelatihan karena meski terlihat sederhana jika dilakukan dengan benar dapat mencegah penularan berbagai penyakit lewat tangan, di antaranya infeksi fecal-oral, seperti gastroenteritis (virus, kuman, parasit), kolera, disenteri, tifus, cacingan, hepatitis A, leptospirosis, candidiasis, dan polio.

Selain itu, dapat mencegah penyakit yang penyebarannya tak langsung lewat tangan, seperti SARS (gangguan pernapasan yang mematikan) dan flu burung.

Kemudian penyakit yang langsung lewat kuku tangan, seperti bisul, jerawat, dan makanan tercemar (basi).

”Harapannya, perilaku hidup bersih dan sehat ini tertanam sejak dini,” terangnya.

Saat mendampingi Tim Penyuluh Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Banyumas blusukan di Desa Kedunggede, Kecamatan Banyumas, akhir pekan lalu, Tulus mengatakan, tim penyuluh secara intensif mengedukasi masyarakat di sekitar Banyumas.

Tahun ini, penyuluhan difokuskan pada budaya cuci tangan standar WHO bagi balita. Setiap penyuluhan, sebanyak 50 anak beserta pendampingnya dilatih mencuci tangan dengan benar.

”Bila tangan kotor, cuci dengan sabun atau antiseptik di air mengalir. Bila tangan tak  tampak kotor, bersihkan dengan cairan berbasis alkohol atau hand sanitizer,” tutur Ketua PKRS RSUD Banyumas Wahyu Ikka Setiyarini, Ns SpMat.

Lima Waktu

Lebih lanjut ia menjelaskan, lima waktu  penting melakukan cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, yakni sebelum memasukkan makanan ke mulut, sebelum mengolah makanan, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak serta setelah buang air kecil dan buang air besar.

”Untuk lingkungan rumah sakit, ada lima waktu penting melakukan cuci tangan, yaitu sebelum kontak dengan pasien,  sebelum tindakan asepsis, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien,” jelasnya.

Dia mengatakan, mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan ISPA. Keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak.

”Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA,” jelasnya.

Dalam sosialisasi itu, Tim PKRS RSUD Banyumas juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Banyumas dan bisa menjadi partner Posyandu atau kelompok masyarakat lain dalam memberikan edukasi kesehatan dengan nara sumber yang kompeten.

Direktur RSUD Banyumas, dr AR Siswanto Budiwiyoto MKes menambahkan, hasil penelitian tentang kebijakan kesehatan yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan perilaku sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun kurang dipromosikan sebagai perilaku pencegahan penyakit, dibandingkan promosi obat-obatan flu oleh staf kesehatan.

Terlebih untuk masyarakat yang berada di daerah terpencil dan sulit terjangkau media cetak maupun elektronik (radio dan televisi).

sumber : Suara Merdeka

Related Posts

Komentar