20 Dokter Puskesmas se-Kabupaten Banyumas Ikuti Pelatihan Pelayanan Antenatal & USG Bagi Dokter Dalam Penurunan AKI dan AKB di RSUD Banyumas

20 Dokter Puskesmas se-Kabupaten Banyumas Ikuti Pelatihan Pelayanan Antenatal & USG Bagi Dokter Dalam Penurunan AKI dan AKB di RSUD Banyumas

 

Banyumas – Permasalah kesehatan ibu, kesehatan balita dan pecegahan penyakit menular masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan. Dari data survei yang ada disebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini adalah 305/100.000 kelahiran hidup dengan target RPJMN 2024  adalah 183/100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan Untuk Angka Kematian Neonatal (AKN) juga masih tinggi di Indonesia. Hasil SDKI 2017 disebutkan AKN adalah 15/1.000 kelahiran hidup dengan target 2024 10/1.000 kelahiran hidup. 

Lain dari itu, Angka Kematian Bayi (AKB) tersurvei adalah 24/1.000 kelahiran hidup dengan target di 2024 16/1.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2030 secara global ditargetkan AKI adalah 70/100.000 kelahiran hidup, AKB 12/1.000 kelahiran hidup dan AKN 7/1.000 kelahiran hidup. 

Kenyataan  inilah yang coba dijawab dan diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan segala upaya yang ada untuk pencapaian target yang ditetapkan. Hal tersebut disampaikan oleh Agus Nugroho, SIP., M.Kes., Kepala Bagian Diklat, Litbang dan PMKS RSUD Banyumas dalam laporan kegiatan Pelatihan Pelayanan Antenatal & USG Bagi Dokter Dalam Penurunan AKI dan AKB.

“Pelatihan Pelayanan Antenatal & USG Bagi Dokter Dalam Penurunan AKI dan AKB diikuti oleh 20 orang tenaga dokter Puskesmas se-Kabupaten Banyumas dan diselenggarakan mulai tanggal 20 sampai dengan 30 Novermber 2023” lapornya terkait waktu pelaksanaan. 

Nantinya para peserta akan menerima pelatihan selama 10 hari dengan pembagian 7 hari pemberian materi di kelas dan 3 hari praktek di RSUD Banyumas. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang diwakili oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Novita Sabjan, MM., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan SPM di Kabupaten Banyumas.

“SPM di Kabupaten Banyumas ada 2 terkait dengan ibu bersalin dan ibu hamil yang ada kaitannya dengan USG dan juga ada SPM untuk bayi dan balita” katanya.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa hal ini berkaitan dengan kebijakan pelaksanaan klaim BPJS tahun 2023 bahwa di FKTP harus dilampiri dengan sertifikat pelatihan yang diakui.

“Koordinasi Dinkes dengan BPJS disepakati bahwa BPJS memberikan waktu kepada Dinkes untuk mempersiapkan SDM nya mengikuti pelatihan USG terlebih dahulu” jelasnya.

Hal ini dimaksudkan agar di tahun 2024 pelaksanaan klaim ke BPJS untuk pasien BPJS dapat terpenuhi persyaratannya berupa sertifikat pelatihan bagi dokter di FKTP yang melakukan klaim.

Dia berharap agar semua peserta pelatihan dapat melaksanakan pelatihan dengan baik sehingga lulus dan mendapatkan sertifikat dari kementerian kesehatan RI.

 

Wakil Direktur Umum (Wadirum), Slamet Setiadi, S.Kep.Ns.,MM, mewakili Direktur RSUD Banyumas, dalam sambutannya mengatakan bahwa RSUD memiliki visi dan misi  yaitu menjadi rumah sakit pendidikan yang bermutu tinggi, seimbang dan komprehensif.

“Sejalan dengan hal tersebut, maka salah satu misi RSUD Banyumas adalah mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia, khususnya SDM kesehatan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar rumah sakit” katanya.

Dia menyampaikan bahwa pelatihan yang dilaksanakan saat ini adalah salah satu upaya peningkatan SDM kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Banyumas.

Pada acara yang dihelat Senin (20/11/2023) pagi, pembukaan di laksanakan Ruang Pertemuan RSUD Banyumas Gedung Thalasemia Lantai III dengan ditandai penyematan tanda perserta oleh Wadirum dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Banyumas.

Related Posts

Komentar