RSU Banyumas, Harapan Baru bagi Penderita Psoriasis
RSU Banyumas, Harapan Baru bagi Penderita Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit kulit yang menahun, bisa diderita seumur hidup, bersifat kambuh-kambuhan, bercak/penebalan kulit yang kemerahan, dan adanya sisik tebal putih keperakan yang berlapis-lapis. Sederhananya, psoriasis adalah penyakit kulit dimana penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat.
Lebih lanjut dr. ERMADI SATRIYO SUDIBYO, Sp. KK, M. Sc, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Banyumas menerangkan bahwa Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis (autoimun) pada kulit, dimana penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Psoriasis ditandai dengan bercak-bercak merah dengan sisik kasar dan tebal.
“ Adapun penyebab pasti belum diketahui, kombinasi berbagai faktor dari dalam tubuh dan faktor dari lingkungan. Terjadi percepatan pertumbuhan kulit yang tidak normal sehingga kulit menumpuk, menebal dengan sisik yang berlapis-lapis” terang dr. ERMADI SATRIYO SUDIBYO, Sp. KK, M. Sc yang akrab dipanggil dr Satriyo. Lebih panjang diterangkan lagi oleh dr Satriyo bahwa Penyebab psoriasis yakni Autoimun, dimana Sel-T (sel kekebalan di dalam tubuh) menjadi teraktivasi dan menghasilkan zat-zat peradangan, seperti TNF-alpha yang selanjutnya akan berinteraksi dengan sel-sel kulit, sehingga terjadi proliferasi dan diferensiasi secara abnormal pada sel kulit. Beberapa keadaan lingkungan atau faktor tertentu juga dapat memperburuk atau mencetus Psoriasis, seperti trauma (garukan, gesekan), infeksi (kuman streptokokus, HIV), gangguan hormonal, stres emosional, obat-obatan, gangguan metabolisme, sinar matahari, alkohol dan merokok.
Keluhan Biasanya penderita sering merasa gatal pada kulit tersebut, nyeri, kulit terasa kencang dan bahkan terjadi pendarahan pada kulit. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama 3 sampai 4 minggu, proses pergatian kulit pada penderita Psoriasis terjadi secara cepat yakni sekitar 2-4 hari, bahkan bisa lebih cepat.
Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan juga tidak menular, akan tetapi karena timbulnya dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup si penderita. Selain itu Psoriasis juga dapat menggangu kehidupan pribadi dan sosialnya, terlebih jika penyakit ini mengenai daerah-daerah tertentu, seperti wajah, telapak tangan, kaki atau alat kelamin dan sangat sering kambuh.
“Yang menyebabkan psoriasis kambuh sering tidak jelas. Bisa juga stress fisik atau emosi, kelelahan, dan kehamilan. Bisa juga karena obat-obatan seperti antibiotik, anti hipertensi, anti nyeri, anti radang dan alkohol. Psoriasis juga bisa disebabkan karena trauma kulit seperti tekanan atau garukan yang dapat menambah berat dan memperluas kelainan kulit yang sudah ada” terang dr Satriyo. Lebih lanjut diterangkan bahwa Psoriasis tidak menular. Tidak semua orang bisa sakit psoriasis. Perlu kombinasi berbagai faktor dalam diri penderita dan faktor luar tertentu agar seseorang bisa sakit psoriasis.
Beberapa metode terapi telah tersedia, namun penyakit ini sulit diobati karena penyebabnya belum sepenuhnya dipahami tadi. Salah satu metode penyebuhan penyakit ini adalah dengan penyinaran mengunakan sinar UVB atau fototerapi yang ketersediaannya masih sangat terbatas di Indonesia.
Lebih lanjut dr Satriyo menerangkan bahwa Psoriasis dapat diobati dan tampak seperti kulit normal walaupun tidak dapat sembuh sempurna. “Untuk psoriasis yang tidak luas atau terlokalisir pada bagian tubuh tertentu saja, diobati dengan obay oles seperti salep atau sampo yang mengandung anti radang, antimitotik, pemacu penglepasan kulit, dan lain-lain. Untuk psoriasis yang mengaenai lebih dari 20% luas permukaan tubuh, perlu mendapat penyinaran dengan alat yang disebut sebagai fototerapi serta obat yang diminum dan oles. Pengobatan dilakukan secara kombinasi dengan mengatur pergantian metode pengobatan secara berkesinambungan sesuai jenis dan derajat keparahan kelainan kulitnya” terang dr Satriyo.
Sejak tahun 2013, RSUD Banyumas telah memiliki alat foto terapi. “Pertimbangan pengadaan alat kedokteran fototerapi ini karena semakin tingginya kunjungan penderita penyakit kulit di RSUD Banyumas termasuk psoriasis” terang dr Supraptini, MKes, Wakil Direktur Pelayananan RSUD Banyumas. Menurut dr. Supraptini fototerapi atau terapi cahaya adalah bentuk pengobatan untuk kulit dengan menggunakan panjang gelombang cahaya buatan dari ultraviolet (cahaya biru), bagian dari spektrum matahari. Dengan cara ini, cahaya dari panjang gelombang tertentu dapat disampaikan dengan intensitas yang lebih tinggi.
Di antara pengobatan yang ada, yang paling efektif untuk mengobati psoriasis adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih cepat mengalami “clearing” atau “almost clearing” (keadaan dimana kelainan / gejala psoriasis hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut “remisi”. Masa remisi fototerapi tersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan lainnya. “Fototerapi menjadi alat yang efektif untuk psoriasis. Namun tidak semua rumah sakit memiliki alat ini. Saat ini, di Jawa Tengah hanya RSUD Banyumas yang memiliki fototerapi dengan spek seperti yang kami miliki ini” tegas dr Satriyo.
Secara sederhana diterangkan dr Satriyo bahwa metode Fototerapi adalah penggunaan sinar, khususnya sinar ultra violet (UV) untuk penanganan terhadap beberapa kondisi medis, dimana sinar UV dihasilkan oleh sumber sinar artifisil. “Telah lama diketahui, bahwa sinar matahari natural memiliki efek menguntungkan pada kelainan-kelainan kulit tertentu. Dalam sejarah, tercatat bahwa sejak tahun 1400 SM, di Idian penderita-penderita vitiligo, setelah lesi kulit diolesi dengan ekstrak tanaman tertentu (yang ternyata salah satu kandungan bahan aktifnya adalah psoralen) kemudian dipaparkan terhadap sinar matahari (dijemur). Dari radiasi yang dihasilkan oleh matahari, sinar UV lah yang digunakan dalam fototerapi, khususnya panjang gelombang ultra violet A (UVA) dan ultra vilet B (UVB)”jelas dr Satriyo.
Sinar UV dapat mengurangi keradangan/inflamasi pada kulit, sehingga dapat menolong pada berbagai kelainan kulit dengan peradangan. Tidak hanya untuk psoriasis, fototerapi juga efektif untuk penyakit kulit lain seperti dermatitis atopik, limfoma sel T kulit, liken planus, pityriasis likenoides, vitiligo, pruritus.
Fototerapi dilakukan 2-5 kali/minggu. Dosis awal ditentukan dengan mengadakan uji /tes dosis paparan sinau UV yang dipancarkan pada area tertentu di kulit. Beberapa sesi pertama tindakan biasanya berlangsung kurang dari 1 menit, kemudian pada sesi-sesi selanjutnya durasi dan lamanya paparan sinar UV akan ditingkatkan perlahan hingga beberapa menit. Luasnya kulit yang terpapar tergantung pada luas kelainan kulit yang ada. Pendeerita diminta menggunakan kacamat khusus yang tersedia guna melindungi mata, demikian juga area alat kelamin juga dilindungi. Selubung wajah bisa digunakan bila pada area wajah tidak terdapat kelainan. Tindakan ini biasanya dilakukan sebanyak 15-30 kali.
Terdapat beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan fototerapi antara lain jika penderita tidak dapat datang secara teratur, riwayat memburuknya kondisi kulit dengan paparan sinar matahari, jika menderita xeroderma pigmentosum atau lupus eritematus, jika menderita kanker kulit tertentu, jika mengkonsumsi obat-obat yang menekan sistem imun. Tidak disarankan untuk penderita memiliki kelainan liver atau ginjal yang parah. Juga dilarang pada kehamilan.
Sebelum menjalani fototerapi ada berberapa hal yang harus dihindari seperti obat-obat tertentu yang membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar UV, paparan sinar matahari yang berlebihan semisal berjemur, produk yang mengandung parfum, krim/lotion/salep selain pelembab. Seperti halnya tindakan-tindakan pengobatan yang lain, selain hal-hal yang bermanfaat atau menguntungkan, terdapat juga kemungkinan efek samping yang potensial terjadi. Untuk jangka pendek efek samping meliputi sunburn, kulit jadi kering dan gatal, muncul ruam, timbul lepuh atau memburuknya kondisi penyakit. Sedangkan efek samping jangka panjang adalah penuaan kulit dini dan kanker kulit.
“Jadi, bagi penderita-penderita psoriasis, vitiligo, dermatitis atopik dapat memperhitungkan fototerapi ini sebagai alternatif pengobatan, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin terlebih dahulu” pungkas dr Satriyo
Salam Sehat RSUD Banyumas