
JAMIN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN SEBAGAI RS PENDIDIKAN MELALUI PERAN PEMBIMBING KLINIS KEPERAWATAN YANG KOMPETEN
JAMIN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN SEBAGAI RS PENDIDIKAN MELALUI PERAN PEMBIMBING KLINIS KEPERAWATAN YANG KOMPETEN
Menjadi rumah sakit kelas B memiliki tantangan dalam hal pemenuhan standar pelayanan sebagai RS kelas B. Selain standar sebagai RS Rujukan, RS Kelas B dituntut untuk menjawab standar demi standar yang ada SNARS edisi 1 dan regulasi-regulasi terkait perumahsakitan yang lainnya. Tantangan semakin tinggi menjadi kelas B Pendidikan karena pelayanan RS Pendidikan seyogyanya lebih baik dari pada RS Non Pendidikan. Mutu di RS Pendidkan lebih aman dari pada non pendidikan. Karena, di RS Pendidikan standar demi standar diikuti oleh semua civitas hospitalia termasuk para praktikan.
Merujuk pada hal tersebut di atas, Bidang Keperawatan mengkawal pelayanan keperawatan agar semakin meningkat dengan adanya para praktikan tersebut di atas. Dibawah garis koordinasi dari Bidang Diklat Litbang dan Peningkatan Mutu, Bidang Keperawatan memiliki Pembimbing Klinis Keperawatan yang terlatih dan memiliki komitmen yang sama untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Selutuh pembimbing klinis keperawatan memiliki mindset yang sama yaitu sebagai Rumah sakit pendidikan, RSUD Banyumas harus mempunyai mutu dan keselamatan pasien yang lebih tinggi dari pada rumah sakit non pendidikan.
Seperti yang diminta oleh Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, setiap praktikan menerima orientasi umum. Mulai dari Budaya Kerja RSUD Banyumas, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Standar Keselamatan Pasien, Komunikasi Efektif, dan metode bimbingan. Kepada Mahasiswa selalu dijelaskan tentang budaya keselamatan. Orientasi di aula ini akan dilanjutkan di unit tempat praktek oleh para pembimbing klinis.
Pembimbing klinis keperawatan di RSUD Banyumas, ada di setiap unit keperawatan. Mereka terlatih dan komitmen dengan mereka sebagai pembimbing klinis.
Berikut adalah peran-peran strategis pembimbing klinis keperawatan.
- Pembimbing Klinik sebagai Model / Contoh. Pembimbing klinik merupakan model atau contoh bagi peserta didik untuk belajar berperilaku efektif terhadap diri sendiri atau ketika berinteraksi dengan orang lain. Walaupun model bukan satu-satunya cara, tetapi model merupakan cara yang sangat efektif dalam pembelajaran perilaku. Lefrancois (dikutip oleh King & Gerwik, 1981) menyatakan bahwa keuntungan terbesar dari proses pembelajaran dengan menggunakan model adalah dapat memberikan serangkaian tindakan perilaku yang lengkap kepada peserta didik. Peserta didik dapat mengobservasi perilaku yang diharapkan dan kemudian menirukannya dan akhirnya mereka mendapatkan pengalaman untuk ketrampilan perilaku tersebut.
- Pembimbing Klinik sebagai Pengamat. Dalam proses kelompok, pembimbing perlu menjadi pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana peserta didik menggunakan kelompoknya. Hal ini membuat pembimbing dapat melakukan intervensi yang tepat untuk memfasilitasi perkembangan dan produktifitas kelompok, menolong peserta didik untuk mengevaluasi kondisinya saat ini dan kemungkinan yang akan datang.
- Pembimbing Klinik sebagai Peserta / Anggota. Kemampuan pembimbing menjadi pengamat yang akurat merupakan dasar untuk menjadi anggota kelompok yang efektif. Sebagai anggota kelompok, pembimbing harus memberikan umpan balik yang konkrit mengenai perilaku anggota kelompok secara keseluruhan. Kadang-kadang pembimbing juga dapat membagikan ide-idenya dan bereaksi terhadap apa yang dialami selama proses bimbingan.
- Pembimbing Klinik sebagai Nara Sumber Pembimbing yang menggunakan proses kelompok sebagai metoda pengajaran, pada dasarnya dia menjadikan dirinya sebagai nara sumber pada tiga area, yaitu; subyek keahliannya (kognitif), kemampuan komunikasi efektif, dan proses kelompok. Keberhasilan proses pembelajaran selain ditentukan oleh bagaimana pembimbing melaksanakan perannya, juga dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan metoda bimbingan 15 yang dipilih oleh pembimbing.
- Berikut adalah contoh peran pembimbing, terkait metoda bimbingan klinik. Dari sekian banyak gaya kepemimpinan, pembimbing harus dapat memilih gaya kepemimpinan mana yang dapat memfasilitasi perkembangan peserta didik. Ada beberapa upaya yang harus dipertimbangan pembimbing dalam memilih gaya kepemimpinan, yaitu; Bekerja harus menggunakan proses kelompok · Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan memfasilitasi keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran · Memperlakukan peserta didik sebagai nara sumber untuk kelompoknya.
Demikian
Salam Sehat RSUD Banyumas