RSUD Banyumas Selenggarakan Pelatihan Komunikasi Efektif Untuk Seluruh Profesional Pemberi Asuhan
RSUD Banyumas selenggarakan pelatihan komunikasi efektif bagi seluruh Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Pelatihan komunikasi efektif ini direncanakan dalam kurang lebih 10 angkatan. Hari Jumat, tanggal 28 Februari 2020 adalah Hari I pelaksanaan pelatihan Komunikasi Efektif untuk PPA. Dalam laporannya, Ketua Panitia dr.Desy Yulianti, Sp.A menyampaikannya bahwa angkat I sebanyak 46 orang terdiri dari Dokter, Perawat, Nutrisionis, Apoteker, Fisioterapis, Analis, Radiografer, Terapis Wicara, Okupasi Terapi, Perekam Medis, dan Bidan. Secara umum, Dasar pertimbangannya sederhana mengapa pelatihan ini urgent. Karena komunikasi itu skills, semakin terlatih akan semakin terampil. Komunikasi adalah basic dari pelayanan terlebih RS yang memang sangat kompleks.
Dengan narasumber dari Internal Rumah Sakit, Tulus Setiono, SKep, Ns, MPH, Puji Lestari, SKep, Ns, dan Yusrianti Rohmah, SKep, Ns, pelatihan ini diharapkan dapat berkontribusi untuk peningkatan kualitas soft skills dan hard skils dalam pelayanan yang multidisiplin di Rumah Sakit. Dalam sambutannya Wakil Direktur RSUD Banyumas, dr.Noegroho Harbani, Sp.S, MSc menyampaikan lebih lanjut bahwa sudah menjadi kewajiban staf rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan demi pelatihan. Mengikuti pelatihan dengan baik akan sangat bermakna untuk diri maupun untuk rumah sakit pada muaranya.
Materi Pelatihan Komunikasi efektif untuk staf klinis ini meliputi overview komunikasi efektif dalam standar nasional akreditasi rumah sakit, Komunikasi efektif antar petugas, Komunikasi Petugas dengan pasien dan keluarga, dan Komunikasi Efektif antara rumah sakit dengan masyarakat.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1 meminta seluruh staf di rumah sakit terlatih Komunikasi Efektif. Dengan penyelenggaraan pelatihan-pelatihan akreditasi menjadi mahal ? Jawabannya tegas TIDAK. Contohnya pelatihan komunikasi efektif ini. Melalui komunikasi efektif ini RS melatih staf untuk manajemen risiko. Bagaimana tidak, faktanya kejadian tidak diharapkan (KTD) sangat sering berawal dari komunikasi tidak efektif.
Komplain dari pasien atau keluarga lebih sering terjadi karena komunikasi tidak efektif. Bahkan komplain yang berujung pada somasi pun sering berangkat dari komunikasi tidak efektif. Terjawab ya, besar biaya saat ada KTD, sentinel atau somasi pada rumah sakit. Apalagi dibanding besar biaya pelatihan komunikasi efektif.
Pelatihan komunikasi efektif adalah pelatihan first level. Yang bisa diselenggarakan internal oleh Rumah Sakit. Bahkan sangat mungkin dilakukan mentoring dalam unit-unit untuk semakin meningkatkan kemampuan dan ketrampilan staf.
Salam Sehat RSUD Banyumas