Melalui Kerjasama dengan PERSADIA RSUD Banyumas Kembangkan Pelayanan Diabetes Melitus Berkesinambungan.
Jumlah penderita penyakit diabetes melitus (DM) meningkat drastis di Indonesia. Diprediksi, tingginya jumlah penderita DM itu akan meningkat cepat menjadi 592 juta jiwa hingga tahun 2035. Dengan kata lain, satu dari sepuluh orang adalah penderita diabetes melitus.
Di RSUD Banyumas, DM adalah peringkat ke-3 dari 10 besar penyakit di rawat jalan. Trend yang ada menunjukkan angka bahwa rata-rata kunjungan per-hari baik pasien kontrol maupun pasien baru berkisar antara 15 – 20 orang. Dan, ada kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu.
I.G. Made Parwata, SpPD menjelaskan bahwa , fenomena diabetes melitus sudah harus diintervensi. Sebab penyakit itu adalah penyakit yang menyebabkan berbagai jenis komplikasi, seperti jantung dan stroke. Intervensi yang dimaksud adalah dengan mengarahkan masyarakat untuk kembali pada pola hidup yang baik. "Misalnya, dengan olah raga rutin dan diet," ujarnya.
Menurut dr Made, Penyakit diabetes miletus tidak hanya dialami orang dewasa atau remaja, melainkan anak-anak, walaupun dalam jumlah yang sedikit "Namun, umumnya penyakit ini diderita remaja-remaja yang mengalami obesitas, yang gemuk atau ada kelainan bawaan. Sangat berisiko terkena diabtes melitus," terangnya.
Maka, dr. I.G. Made Parwata, SpPD, menjelaskan bahwa pola hidup dan pola makan merupakan faktor utama . "Memang ada faktor genetis yang berperan, tapi yang lebih lemenentukan seseorang berisiko terkena diabetes melitus yaitu pola hidup dan pola makan merupakan faktor utama " katanya.
Diabetes mellitus
adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain: rasa haus yang berlebih, buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya), banyak makan, penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.
Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh Anda dengan pola hidup sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, pikiran sehat).
PERSATUAN DIABETES INDONESIA (PERSADIA) CAB BAYUMAS.
Dalam upaya mengoptimalkan promosi kesehatan kepada masyarakat, RSUD Banyumas menumbuhsuburkan paguyuban-paguyuban. Salah satu di antara nya adalah PERSATUAN DIABETES INDONESIA (PERSADIA) CAB BAYUMAS.
Awal terbentuk tanggal 13 Desember 2003 dengan nama Paguyuban Wijaya Kusuma Tanggal 24 Agustus 2006 diganti namanya menjadi Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cab Bayumas. Saat ini Jumlah anggota aktif 102 Orang.
“PERSADIA Cab Banyumas merupakan kumpulan para penderita DM dengan fasilitator tenaga-tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter Penyakit Dalam, Perawat, Ahli Gizi, dan tenaga kesehatan lainnya serta para pemerhati DM yang secara suka rela menjadi menjadi anggota” Jelas dr. Made.
Bahrudin, salah satu fasilitator PERSADIA Cab Banyumas mengatakan “RAGAM KEGIATAN Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) meliputi 1) Pertemuan rutin 2 bulan sekali, 2) Senam DM, 3) Wisata Diabetes, 4) Spiritual Diabetes, 5) Simposium untuk umum, 6) Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam rangka hari diabetes sedunia, dan 7) Pelatihan-pelatihan (internal dan exsternal bagi pengurus dan anggota) “
Seperti baru baru ini, Persadia Cabang Banyumas mengadakan halal bihalal yang dihadiri oleh Direktur RSUD Banyumas dr Dani Esti Novia yang dalam sambutannya memberikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang baik dan memberikan motivasi untuk semakin meningkatkan kualitas hidup dan tetap semangat.
Bahrudin menjelaskan bahwa dalam pertemuan rutin selalu diagendakan kajian ilmiah tentang DM dari para praktisi kesehatan untuk menambah pengetahuan para anggota Persadia. Tidak hanya tentang ilmu pengetahuan, tapi sering juga tentang kerohanian. Pertemuan rutin ini selalu diawali dengan dengan senam DM untuk meningkatan kebugaran fisik para anggota.
“selain itu, secara tentative ada kegiatan-kegiatan simposium, kegiatan-kegiatan dalam rangka hari diabetes sedunia, dan pelatihan-pelatihan. Dan, Untuk mengurangi kejenuhan, secara berkala Persadia cabang Banyumas memiliki agenda wisata” Bahrudini.
Secara umum, maksud RSUD Banyumas menumbuhsuburkan kegiatan-kegiatan PERSADIA adalah sebagai sarana promosi kesehatan agar masyarakat semakin sadar untuk memiliki pola hidup yang sehat, diet yang sehat dan paham tentang akses pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan mereka.
PERSADIA Cabang Banyumas yang berkantor di RSUD Banyumas sangat terbuka menerima anggota sehingga semakin bisa berkontribusi banyak pada masyarakat luas. Keanggotaan PERSADIA ini bersifat terbuka, silahkan siapapun baik itu penderita DM, keluarga pasien, para pemerhati bergabung dengan PERSADIA Cabang Banyumas. Silahkan datang ke RSUD Banyumas dan hubungi fasilitator di Klinik Penyakit Dalam RSUD Banyumas.
Demikian
Salam Sehat RSUD Banyumas
* Keterangan foto : Fasilitaor Persadia Cab Banyumas bersama direktur RSUD Banyumas, dr Dani Esti Novia