RSUD Banyumas Kembangkan Hipnoterapi Untuk Proses Penyembuhan Pasien Gangguan Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas kini mengembangkan hipnoterapi medis untuk proses penyembuhan pasien gangguan jiwa. Cara itu diaplikasikan karena berdasarkan riset klinis dan eksperimental, hypnosis sangat efektif dalam terapi.
Hilma Paramita SpKJ, dokter spesialis kejiwaan RSUD Banyumas mengatakan, pengembangan hypnosis di dunia medis, khususnya untuk pasien dengan gangguan jiwa masih sangat lambat dibandingkan dengan penerapan pada penyakit fisik.
Sebab, para pakar hypnosis menganggap ada beberapa kriteria pasien yang sulit di-hypnosis, di antaranya karena kecerdasan rendah, imajinasi rendah, tidak fokus, banyak masalah, apatis, dan skeptis. Selain itu, insomnia, epilepsi, kondisi mabuk, anak di bawah umur, dan gangguan jiwa.
”Untuk itu, saya bersama dokter spesialis kejiwaan yang lain dan perawat jiwa di RSUD Banyumas sedang berusaha mengembangkan hipnoterapi pada pasien gangguan jiwa,” jelasnya.
Dia menambahkan, untuk menjawab tantangan tersebut Instalasi Kesehatan Jiwa dan Bagian Diklitbang RSUD Banyumas mengadakan workshop basic medical hypnosis bagi dokter, perawat, trainer, dan psikolog dengan mendatangkan narasumber Dr Jalaludin Yusuf SpKJ dari Poso Sulawesi, baru-baru ini.
Perawat Instalasi Kejiwaan sekaligus praktisi hipnoterapi RSUD Banyumas Agus Ns mengatakan, tujuan hipnoterapi itu untuk mengurangi kecemasan pasien, mengurangi rasa sakit, menghilangkan rasa sakit atau mengalihkan rasa sakit menjadi rasa senang. Dengan terapi itu, pasien bebas pengaruh bahan kimia (obat), dan memudahkan untuk pengantar tidur agar bisa cepat sembuh.
Efektif
Jalaludin menambahkan, berdasarkan riset klinis dan eksperimental, hypnosis sangat efektif dalam terapi. Menurut dia, dengan terapi tersebut, pasien dilibatkan dalam proses kesembuhannya dengan memberikan kendali pada kesehatannya sendiri.
Terapi ini dapat diterapkan pada pasien gangguan jiwa, terutama yang mengalami neurotik, yaitu kecemasan, sulit tidur, depresi atau kesedihan yang mendalam, dan pasien yang kecanduan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
”Untuk pasien dengan skizofrenia, yakni gangguan kejiwaan kompleks sehingga menimbulkan halusinasi, tak dapat dilakukan hipnoterapi. Sebab, dapat menambah halusinasi. hipnoterapi ini lebih baik diberikan kepada pasien rawat jalan,” terangnya.
Direktur RSUD Banyumas dokter AR Siswanto Budiwiyoto MKes mengatakan, pengembangan terapi tanpa obat itu sebenarnya sudah lama diterapkan di rumah sakit, di antaranya hipnoterapi, hypno birthing, hypno teaching, hypno parenting, hypno analgesia, hypno anesthesia, dan hypno circumsisi.
”Sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Pengembangan Tenaga Kesehatan dalam aplikasi terapi klinis, RSUD Banyumas juga telah melakukan berbagai terobosan dan eksperimen untuk terapi pada berbagai penyakit, baik dengan menggunakan obat mapun tanpa obat. Selain itu, sarana dan prasrana yang mendukung terapi juga kami kembangkan,” terang Siswanto.