Seminar Peduli Hari Thalasemia Sedunia 2024, Dihadiri Pj Bupati Banyumas
Banyumas – Hari Thalasemia Sedunia yang jatuh setiap tanggal 8 Mei, diperingati dengan penyelenggaraan Seminar Peduli Hari Thalasemia Sedunia 2024 pada Rabu (22/5/2024) yang dipusatkan di Aula Pertemuan RSUD Banyumas Gedung Thalasemia Lantai III.
Pada kegiatan yang digagas oleh Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI) Banyumas, Erna Sulistyawati Husein, Ketua YTI Banyumas, menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini obat bagi para penyandang thalasemia masih belum ada dan Banyumas masih merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah.
“Data menyebutkan bahwa sebanyak 257 pasien thalasemia menjalani tranfusi dan pengobatan kelasi besi di rumah sakit” katanya.
Kedua hal tersebut menjadikan penyandang thalasemia terkadang menjadi menurun semangatnya untuk berobat. Berangkat dari hal tersebut maka diselenggarakanlah acara seminar ini untuk kembali memantik semangat agar tetap terjaga.
“Thalasemia itu ada tapi tidak perlu ditakuti karena penyakit ini bisa dicegah dengan pemeriksaan secara dini dan menghindari pernikahan sesama pembawa sifat” pesannya.
Dalam sambutannya, Direktur RSUD Banyumas, dr. Dani Esti Novia, mengungkapkan bahwa layanan thalasemia di RSUD Banyumas merupakan yang terbesar di Jawa Tengah bagian selatan.
“Layanan thalasemia di sini dimulai pada tahun 2009, dengan hanya memiliki 6 tempat tidur dan pasien saat itu sebanyak 55 orang” ceritanya.
Saat ini di tahun 2024, layanan thalasemia telah memiliki 34 tempat tidur dan melayani pasien sebanyak 591 orang.
“Data sampai dengan Mei 2024 tercatat 369 pasien anak dan 222 pasien dewasa” jelasnya.
Penjabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, S.STP., M.Si. yang hadir dalam acara tersebut dalam pengarahannya menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus ditangan di wilayah Banyumas terkait dengan kesehatan masyarakat.
“Ada stunting, AKI-AKB, HIV AIDS, TB dan Thalasemia yang menjadi perhatian pemerintah karena peringkatnya yang tinggi di Jawa Tengah” katanya.
Untuk thalasemia, beliau memberikan penjelasan bahwa dari jumlah pasien yang melakukan tranfusi darah di RSUD Banyumas, separuhnya adalah warga Kabupaten Banyumas.
“Di tahun 2024 sudah 257 orang, dengan itu maka salah satu langkah yang bisa ambil adalah skrining awal sebagai upaya agar tidak ada pernikahan sesama pembawa sifat thalasemia” jelasnya.
Pada kegiatan tersebut, para peserta juga menerima materi seminar thalasemia dari dr. Muhammad Basalamah, Sp.A (K). dan menyaksikan secara langsung tour hospital di layanan thalasemia RSUD Banyumas serta setelahnya diberikan bantuan kepada para penyandang thalasemia dari Kemensos lewat Sentra Satria Baturraden dan juga penandatanganan Penggalangan Komitmen Banyumas Zero Kelahiran Thalasemia Mayor.