RSUD Banyumas Menjadi Tempat Pelatihan USG Trans Plancenta Intrauteri (UTPI), Kadinkes Berharap Tekan AKI Sampai Satu Digit
BANYUMAS – Masih tingginya tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan menyebabkan segala upaya dilakukan oleh banyak pihak terkait untuk dapat menekan seminimal mungkin angkat kematian tersebut. Disimpulkan bahwa penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) disebabkan oleh dua hal yaitu pendaraan dan pre eklamsi. Hal ini disampaikan oleh Edhie Rahmat, Country Director Project HOPE Jakarta pada pembukaan acara Pelatihan USG Trans Plancenta Intrauteri (UTPI) di RSUD Banyumas yang diselenggarakan atas kerjasama Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, RSUD Banyumas dan Project HOPE.
Masih samanya AKI di Indonesia dengan negara Bangladesh serta masih tingginya AKI di Kabupaten Banyumas yang mendorong Project HOPE untuk mengadakan pelatihan yang diikuti oleh 20 orang dokter spesialis obsgyn di Kabupaten Banyumas.
“Saya berharap pelatihan ini akan berguna, akan memperkuat sistem kesehatan di Banyumas dan akan meningkatkan kemampuan bapak ibu untuk mendeteksi preeklamsi dan eklamsi” katanya.
Dalam sambutan pembukaan acara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto, SKM, M.Kes. menyampaikan bahwa pada masa yang lalu AKI di Banyumas mencapai 42 kasus dan ditahun 2019 ada 10 kasus serta terakhir di tahun 2020 ada 11 kasus.
Kadinkes sangat berharap agar adanya pelatihan ini akan dapat meningkatkan deteksi awal eklamsi khususnya di trimester pertama kehamilan sehinga resiko kematian ibu hamil dan melahirkan akan dapat ditekan.
“Untuk pendeteksian awal Puskesmas sudah bisa melakukannya, namun ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh Puskesmas yaitu menilai USG transplascenta intra uteri” katanya.
Masih menurut Kadinskes, setelah adanya pelatihan USG transplascenta intra uteri saat ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan ada pembinaan yang dilakukan oleh peserta pelatihan ke puskesmas-puskesmas di Kabupaten Banyumas sehingga AKI di Kabupaten Banyumas dapat diminimalisir.
“AKI di Banyumas diupayakan ditekan sampai 1 digit diangka 9” pungkasnya.
Direktur RSUD Banyumas, dr. Dani Esti Novia, menyampaikan bahwa AKI Kabupaten Banyumas per November 2020 dari 10 kasus kematian 4 diantaranya terjadi karena preeklamsi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI karena preeklamsi adalah dengan melakukan deteksi dini melalui USG transplascenta intra uteri.
“Prosedur ini menurut penelitian merupakan prosedur skrining yang cukup efektif dalam mendeteksi resiko perkembangan preeklamsi” katanya
Namun demikian menurut direktur, tidak semua dokter obsgyn di Kabupaten Banyumas mempunyai kemampuan dan persepsi yang sama dalam melakukan pemeriksaan USG transplascenta intra uteri.
“RSUD Banyumas sebagai rujukan PONEK selalu siap mendukung program untuk menurunkan angka kematian ibu di Kabupaten Banyumas” ucap direktur diakhir sambutannya.
Direncanakan pelatihan USG transplascenta intra uteri kali ini akan dibawakan oleh dua orang narasumber yaitu dr. Daliman dan dr. Hilman.