Waspada Keracunan Kehamilan ( PREEKLAMPSIA dan EKLAMPSIA ).
Kita semua memahami bahwa tugas mulia seorang perempuan salah satunya adalah saat menjadi seorang ibu serta menjaga kesehatan kehamilannya agar sang janin berkembang dengan baik selama proses kehamilan tersebut berlangsung. Namun demikian ada saat – saat di mana suatu proses kehamilan tak semulus yang diharapkan. Sebagai contoh adalah timbulnya penyulit disaat kehamilan, antara lain keracunan kehamilan yang disebut dengan Eklampsia.
Dalam dunia kebidanan kejadian Eklampsia pada kehamilan ini menempati urutan kedua setelah perdarahan sebagai penyebab kematian ibu hamil, bersalin dan nifas. Kejadian eklampsia ini sebenarnya dapat teratasi dengan baik bila ditemukan sejak dini, yakni dengan pengenalan tanda – tanda atau gejala pada ibu hamil yang mengarah pada preeklampsia baik yang ringan maupun yang berat. Mengapa Eklampsia masih menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian ibu hamil, bersalin dan nifas di Indonesia ? Sahabat, sampai saat ini di tengah masyarakat kita masih ditemukan ibu hamil dengan kasus eklampsia datang terlambat .
Hal antara lain disebabkan ibu hamil belum sungguh - sungguh memahami tentang bahaya dari eklampsia dan kurang kewaspadaan ibu hamil dan keluarga dalam mengenali tanda dan gejala dari eklampsia. Satu hal lagi kasus preklampsia beberapa kali di temukan terjadi pada ibu hamil yang masih sangat muda ( kehamilan diluar nikah ). Kehamilan seperti ini seringkali dirahasiakan dan tidak ada dukungan dari keluarga maupun lingkungan.Akibatnya sang ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilannya pada bidan maupun dokter. Sebagai akibatnya tanda dan gejala preklampsia yang dialami dianggap keluhan biasa bahkan sampai terlambat datang ke rumah sakit dan nyaris merenggut nyawa sang calon ibu.
Apakah eklampsia itu ? Eklampsia adalah suatu keadaan dimana ibu hamil mengalami kejang dan sebelumnya didahului dengan adanya tanda dan gejala dari preeklampsia.
Apa saja tanda dan gejala dari preeklampsia tersebut? Tanda dan gejala dari preeklampsia ini merupakan suatu rangkaian tanda dan gejala yang khas dan dapat dengan mudah dikenali oleh ibu maupun keluarga, antara lain sebagai berikut: Pada saat usia kehamilan memasuki lima bulan atau lebih Ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah > 140/ 90 mmhg, wajah, tangan dan kaki bengkak, penambahan berat badan yang sangat cepat, diikuti keluhan nyeri kepala hebat, mata berkunang – kunang, nyeri ulu hati dan keluhan nafas sesak. Untuk memastikan apakah keluhan ibu hamil tersebut merupakan tanda dan gejala dari preeklampsia maka ibu hamil wajib segera mengunjungi dokter kandungan maupun bidan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terutama memeriksa kadar protein dalam air seni ( urine ) ibu hamil.
Apakah penyebab dari preeklampsia atau eklampsia tersebut ? Dalam teori dikemukakan beberapa penyebab terjadinya preeklampsia, namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Beberapa kondisi berikut ini merupakan sebagian dari faktor pencetus terjadinya preeklampsia. Yakni ; Kehamilan kembar, Ibu menderita Penyakit Kencing manis ( diabetes ), usia ibu diatas 35 tahun, pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, ada riwayat keturunan dari orangtua ( ibu )pernah mengalami preeklampsia, ibu hamil dengan kehamilan anggur ( molahidatidosa ), perempuan yang terlalu sering melahirkan dan faktor psikologis misalnya kehamilan yang tidak diharapkan, dan sebagainya.
Kapan ibu hamil dengan preeklampsia harus dirawat dirumah sakit? Sahabat, hal ini seringkali ditanyakan oleh para ibu hamil, bahkan tak sedikit yang menolak untuk dilakukan rawat inap ( opname di rumah sakit). Setelah dokter atau bidan memeriksa seorang ibu hamil yang diduga mengalami preeklampsia maka dalam pemeriksaan lebih lanjut akan ditentukan apakah termasuk kriteria preeklampsia ringan atau berat. Pada ibu hamil dengan preeklampsia berat akan dirawat dirumah sakit dan dalam pengawasan ketat dari dokter kandungan maupun bidan.
Mengapa ibu hamil dengan preeklampsia berat tidak boleh rawat jalan? Karena kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa ibu maupun janin dalam kandungan. Selama perawatan ibu hamil dengan preeklampsia berat harus istirahat berbaring total diatas tempat tidur, dipantau secara ketat tekanan darah dan kadar protein dalam air seni ( urine ),mendapat pengobatan untuk mengatasi keracunan kehamilan serta pemantauan keadaan detak jantung bayi.
Apa saja resiko yang mungkin dapat terjadi bila seorang ibu hamil mengalami preeklampsia? Bila selama pemantauan kehamilan dengan preeklampsia ternyata seorang ibu hamil tidak mengalami perbaikan atau kondisinya mengarah pada terjadinya eklampsia, maka dokter akan memutuskan untuk mempercepat proses persalinan dengan pertimbangan bayi dianggap cukup mampu bertahan hidup bila dilahirkan. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain usia kehamilan ibu dan tafsiran berat badan bayi. Proses persalinan akan diputuskan oleh dokter kandungan melalui operasi caesar maupun secara normal ( tergantung kondisi ibu dan janin dalam kandungan ) Mengingat banyak bayi yang terpaksa harus terlahir prematur pada kasus ibu dengan preeklampsia berat, maka hal ini juga perlu menjadi pertimbangan keluarga sedini mungkin mengenai kemungkinan perawatan bayi dalam inkubator ( penghangat ) setelah bayi lahir.
Apakah kehamilan dengan preeklampsia bisa ditunda persalinannya sampai dengan bayi cukup bulan ? Penundaan persalinan sampai dengan cukup bulan hanya dapat dilakukan bila selama dirawat kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik atau tidak bertambah buruk. Mengapa hal ini perlu dipahami, tentu saja agar keluarga mempersiapkan segala sesuatunya secara matang baik psikologis dan biaya bila ibu tiba – tiba perlu dilakukan tindakan operasi caesar atau perawatan di ruang ICU dan bayi perlu dirawat dalam ruangan khusus bayi prematur dalam jangka waktu tertentu sampai dengan bayi dinyatakan kondisinya cukup stabil.
Apakah yang harus dilakukan ibu hamil dengan preeklampsia bila diijinkan rawat jalan ?selama ibu hamil terutama dengan preeklampsia berada dalam pengawasan bidan dan dokter serta teratur memeriksakan kehamilan maka tak perlu cemas. Yang terpenting bila ibu hamil sebelumnya mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung atau penyakit ginjal, maka perhatikan diet yang telah ditetapkan oleh dokter atau bidan bila perlu konsultasi dengan bagian gisi. Ibu hamil dengan preeklampsia tak perlu cemas dengan keadaan kehamilan yang sedang dijalani, kecemasan yang berlebihan justru akan menambah stres dan menaikkan tekanan darah ibu. Jangan takut bila sudah berada dalam pengawasan dokter dan bidan juga didukung oleh keluarga semoga semua berjalan dengan baik dan dalam lindungan Tuhan.
Lebih lanjut konsultasi tentang keracunan kehamilan ini, silahkan komunikasi denga para ahli kami, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSUD Banyumas
Salam Sehat
RSUD Banyumas