Peningkatan Layanan Terapi Wicara RSUD Banyumas
Seiring meningkatnya pasien kesulitan bicara baik yang rawat inap dan rawat jalan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas, meningkatkan layanan terapi wicara lebih profesional. Saat ini ada lima jenis layanan terapi wicara.
Direktur RSUD Banyumas dokter AR Siswanto Budiwiyoto MKes mengatakan, kunjungan pasien kesulitan bicara rawat jalan di RSUD Banyumas dari tahun ke tahun semakin meningkat hingga mencapai angka tren 0,20.
Demikian pula pasien rawat inap yang dikonsultasikan dari dokter spesialis ke pelayanan terapi wicara juga meningkat cukup tajam dengan tren 0,04.
”Peningkatan layanan terapi wicara itu dengan menyiapkan tenaga profesional dan jenis layanan terapi yang beragam dan penambahan fasilitas,” kata dr Siswanto.
Kordinator Terapi Wicara Nuni Sesiawati menjelaskan, terapi di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan lain biasanya dilakukan secara individual. Akan tetapi di RSUD Banyumas yang didukung dengan empat orang profesional terapis dan membuat terobosan dengan melakuan terapi secara kelompok. Terapi kelompok ini untuk mengantisipasi agar pasien yang berobat bisa terlayani semuanya.
”’Dengan dilakukan secara kelompok oleh tenaga terapis profesional, diharapkan pasien yang kesulitan bicara dapat terlayani secara profesional dengan hasil sangat efektif dan efisien. Selain bisa terlayani semuanya, terapi kelompok juga membuat pasien merasa ada temannya yang sedang belajar bicara bersama-sama,” ungkap Nuni.
Lima Jenis Pelayanan
Lia Fathatul Sannah, seorang terapis profesional menjelaskan, terapi kelompok dapat dilaksanakan terhadap pasien anak yang mengalami kesulitan bicara dengan sindrom tanda dan gejala yang sama (homogen). Jumlah pasien maksimal tiga orang dengan waktu 30 sampai 45 menit setiap kelompok.
Lamanya terapi tergantung kondisi pasien. Menurut Nuni pelayanan terapi pada pasien ada lima jenis pelayanan. Meliputi terapi wicara bagi pasien yang bicaranya pelo atau ngomongnya tidak jelas. Terapi bahasa yang ditujukan pada pasien pascastroke. Terapi suara, bagi pasien yang bicaranya sengau. Terapi irama kelancaran untuk orang yang gagap atau latah.
Terapi menelan, yang penanganannya dilakukan berkolaborasi dengan ahli fisioterapi. Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik dokter Farida menambahkan dengan diberlakukanya program BPJS dan Kartu Banyumas Sehat, jumlah kunjungan pasien lima jenis pasien kesulitan bicara tersebut mengalami peningkatan yang posisinya mencapai 80% dan sisanya pasien Umum.
Ia mengatakan, diagnosis penyakit yang berkaitan dengan kesulitan bicara meliputi dislogia psikososial (autis), atensi defisit disorder (ADD), atensi defisit hyperaktif disorder (ADHD), dislogia intelektual, disaudia , tuna rungu, afasia, disartria, disfagia, delayed speech, dan kasus-kasus lainnya.
Farida menjelaskan, bagi pasien BPJS dan KBS yang akan melakukan terapi wicara di RSUD Banyumas terlebih dahulu mendaftar ke bagian pendaftaran. Setelah diperiksa oleh dokter spesialis syaraf atau dokter spesialis anak, pasien kemudian ditangani oleh terapis wicara. Sedangkan bagi pasien umum setelah mendaftar dapat langsung ke terapi wicara, bila tidak ada kelainan/penyakit lain yang menyertainya.